Sastrawan-Sastrawan Dunia :)
1. SIR WALTER SCOTT (1771 – 1832 )
Sir
Walter Scott dilahirkan di Edinhburg, Scotlandia, 15 agustus 1771,
meninggal 21 September 1832. Ia merupakan pengarang Inggris yang paling
kesohor dalam membuka abad kesembilan belas dengan cerita-cerita
romantic dan puisi naratif yang diangkat dari kisah-kisah sejarah. Dua
karyanya yang paling popular adalah Waverly (1814) dan Ivanhoe (1820).
Masa
kanak Scott tidaklah menyenangkan. Ia sering sakit-sakitan dan
penderitaan itu harus ditanggung seumur hidup berupa kaki yang pincang.
Oleh sebab itu, karya-karya awalnya dipublikasi bukan dengan namanya
sendiri, sebagai akibat rasa rendah diri. Akan tetapi, karya-karyanya
yang muncul setelah tahun 1825 menggunakan namanya, demikian pula pada
karya-karya sebelumnya setelah mengalami cetak ulang.
Tahun
1802 – 1903 muncul karya awalnya yang cukup berkualitas yaitu tiga
jilid balada yang diangkat dari cerita – cerita lisan Scotlandia. Karya –
karyanya yang lain adalah Minstrelsy, Lay of the Last Minstrel (1805), Lady of the Lake (1810), Guy Mannering (1815), Old Mortality ( 1816), Rob Roy (1817), kumpulan puisi Rokeby (1813), Quentin Durward (1823), The Talisman (1825), Anne of Geierstein (1829).
Sebagaimana
banyak pengarang kesohor yang mengalami kesulitan keuangan, Scott
mengalami tahun 1826 yang menyebabkan ia harus menulis lebih banyak
karya lagi. Karya-karya Scott menunjukkan latar belakang sejarah dan
dunia lama oarng – orang Scotlandia dan Inggris. Karyanya yang terkenal
yaitu Ivanhoe (salah satu
favorit saya) berkisah tentang abad pertengahan di Inggris yaitu
penggambaran konflik orang – orang Anglo Saxon dan orang – orang
Normandia. Konflik itu diungkapkan dengan gaya bahasa yang khas dan
sangat mengesankan sebagai pengarang romantic. Scott memperlihatkan
kemampuan yang prima terutama penguasaannya atas bahan – bahan sejarah
dan persoalan perwatakan.
Tokoh
– tokoh seperti Ivanhoe, Cedric, Rowena, Isaac dan York menunjukka
pengggambaran watak yang sangat mengesankan, dimana penggunaan antagoni
dan protagonist dengan memperhatikan tokoh – tokohnya secara sosiologis
sangat tepat dan kuat. Karya ini menunjukkan keunggulan Scott terutama
dibandingkan dengan sejumlah karyanya yang lain, juga dari pengarang
seangkatannya. Sebagai pengarang romantic, Scott meninggalkan pengaruh
yang besar dan kuat kepada genberasi pengarang sesudahnya dimana karya –
karyanya menjadi acuan dan contoh yang pas untuk bentuk sastra
romantic.
2. EMILE ZOLA
Dilahirkan
di Paris . Salah seorang sastrawan Prancis yang kesohor dari abad
kesembilan belas. Emile Zola merupakan pelopor aliran Naturalisme, corak
utama sastra Prancis abad XVII. Sukses pertamanya dimulai dari novelnya
Theresa Requin (1867) dan puncak karyanya adalah novel Germinal (1885)
yang diikuti oleh sejumlah karya yang kadangkala controversial, seperti
Nana (1881) yang dianggap pornografis. Novel ini mengungkapkan gambaran
prostitusi secara gamblang sehingga pelukisannya kadangkala terlalu
terbuka. Namun Zola bukan menulis tentang pornografi karena yang ingin
dikatakannya adalah masalah moral. Karyanya yang lain adalah Les Rougons
–Macquart (1870), La Fortune des Rougons (1871), Le Ventre de Paris
(1873), La Conquete de Plassans (1875), Son Excellence Eugene Rougon
(1876), L’Assommoir (1877), La Debacle (1892), Les Trois Villes (1894),
Les Quatre Evangiles (1894), Les Heritiers Rabourdin (1874), Renee
(1887), dan L’ouragan (1901)
Disamping
menghasilkan karya kreatif berupa fiksi novel dan drama, Zola juga
menulis kritik, esai sastra dan sejumlah surat maupun pembelaan. Surat
terbukanya yang merupakan pembelaan terhadap Alfred Dreyfus yang
berjudul J’accuse (1898) merupakan pendapat yang berani dan tajam dalam
membangkitkan rasa solidaritas yang tinggi. Akibat pembelaannya, ia
harus menyingkir ke luar negeri selama setahun. Demikian juga kritik
seninyayang lebih merupakan pembelaan terhadap karya-karya kaum
impresionis seperti Eduard Manet dan lain-lain.
Kedudukannya sebagai tokoh aliran naturalism makin kukuh setelah ia
menerbitkan Roman Experimental (1881), Le Naturalisme au Theatre (1881),
dan Romanciers Naturalistes (1881)
Menurut
Zola, seni adalah alam yang dapat diindra melalui watak. Oleh karena
itu, dalam novel Zola watak sangat diutamakan sehingga watak mampu
menggambarkan setting, pikiran dan ide-ide dasar yang ingin disampaikan
pengarang.
3. VICTOR HUGO (1802 – 1885)
Victor
Hugo dilahirkan di Besancon, Prancis, 26 Februari 1802, meninggal 22
Mei 1885. Nama lengkapnya Victor Marie Comte Hugo, putra seorang jendral
yang cukup terkemuka di zaman Napoleon. Ayahnya pernah menjadi gubernur
di Spanyol dan Italia. Sejak usia lima belas tahun ia telah menulis
puisi dan tahun 1817 mendapat pujian dalam sayembara yang diadakan
Akademia Prancis dan tahun 1819 memperoleh hadiah sastra dari Academia
des Jeux Floraux de Toulouse.
Hugo
menduduki tempat terhormat dalam sastra Prancis karena karya – karyanya
mendominasi hampir seluruh abad 19. Ia merupakan pemuka aliran
roamntik, baik dalam puisi maupun dlam prosa. Tahun 1822 terbit kumpulan
puisinya Odes et Ballades yang berhasil menarik simpati public. Tahun 1823 terbit novel pertamanya Han d’Islande meruakan buku hadiah perkawinannya dengan Adele Foucher (1822). Di rumah pasangan inilah tempat pertemuan kaum romantikus Prancis.
Drama yang pertama berupa epos Cromwel (1827) dan dramanya yang kesohor adalah Hernani (1830), Les Roi s”Amuse (1832), Marie Tudor (1833) dan Ruy Blus (1838).
Selama
tujuh belas tahun sejak penerbitan pertama, ia telah menerbitkan
sejumlah kumpulan esai, tiga novel dan lima kumpulan puisi. Masing –
masing kumpulan puisinya adalah Les Orientalis (1828), Feuilles d’ Automne (1831), Les Voix Interiues (1828), dan Les Rayons et Les Ombers (1840), Sementara dua romannya yang sangat terkenal dan tentunya sangat memikat hati saya adalah Notre Dome de Paris (18310 dan Les Mirables (1862)
Melewati
masa panjang dalam sejarah Prancis, Victor Hugo mengalami dan mengikuti
kegiatan pemerintahan hingga saat rezim yang berkuasa jatuh dan ia ikut
terusir. Namun pengalaman itu memperkaya wawasannya dalam kegiatan
sastra. Sehingga masa pengasingannya ke luar negeri merupakan bagian
dari kegiatannya belajar dan menulis hingga kembalinya ke Prancis
setelah runtuhnya Kekaisaran Kedua (1870) dan berdirinya Republik
Ketiga, dimana ia ikut ambil bagian dalam lembaga legislative. Meskipun
dua decade terkhir kemtian orang – orang tercintanya, membuat ia
tercambuk untuk menulis lebih banyak karya lagi. Ketika meninggal dunia,
peti jenazahnya diarak dalam suatu prosesi nasional yang agung dari
Arch de Triomphe ke Pantheon.
Karya
– karya Hugo merupakan banyak karya yang banyak memberi pengaruh kepada
sastra dunia, menjadi bahan polemic dan sumber inspirasi. Ia merupakan
salah seorang sastrawan agung dan kenamaan abad kesembilan belas dan
secara khusus memberi landasan yang kuat dan kokoh dalam aliran
romantic. Ia menulis dalam sejumlah genre sastra.
4. ALEXANDER DUMAS
Dilahirkan
di Prancis, 24 Juli 1802 dan meninggal 5 Desember 1870. Corak romantic
yang dianut Dumas membawanya menekuni novel – novel sejarah dan kisah –
kisah cinta yang memikat hati hingga karyanya abadi dalam dunia sastra.
Diantara karyanya yang monumental dan menjadi favorit saya adalah The Three Musketeers, The Count of Monte Cristo dan The Man in The Iron Mask. Karya – karya ini menjadikan Dumas dicintai oleh rakyat Prancis.
Ayahnya
adalah seorang jendral yang jatuh bersamaan dengan jatuhnya Napoleon,
meninggalkan kesultan keuangan hingga meninggalnya tahun 1870. Meskipun
anak jendral, Dumas tidak mendapatkan pendidikan yang baik karena
kesulitan keuangan keluarganya. Lantas untuk menghidupi keluarganya ia
menjadi juru tulis pada tahun 1818 dan terakhir ia bekerja pada Duke
Orleans yang beberapa tahun kemudian menjadi Raja Louis Philip. Dalam
tahun 1820-an, dibawah pengaruh Shakspeare dan Sir Walter Scott, ia
menulis sejumlah lakon romantic melodramatic dengan gaya dan model kisah
– kisah sejarah yang melahirkan Henri III et Sa Cour (1829), Antony (1831) dan La Tour de Nesle (1832).
Roman yang luar biasa, The Three Musketeers
(1844) mengangkat nama Dumas sebagai pengarang dunia. Roman ini
mencakup kisah sejarah selama lebih kurang lima puluh tahun, bermain
dalam abad ketujuh belas, merupakan satu rangkaian dengan Twenty Years After.
Novel
dan lakon yang ditulis Dumas menunjukkan watak dasar seni romantic yang
kuat dan meskipun ia hanya menulis cerita – cerita panjang, Dumas
memberi Inspirasi akan bentuk cerita pendek, meskipun dalam rentang
waktu yang panjang.
Fiksi
sejarah di dalam sejarah sastra dunia ditandai oleh Scott, Balzak dan
Dumas yang menggali kisah – kisah sejarah secara meyakinkan dan kemudian
abad sesudahnya dilakukan oleh Henryk Sienkiewics (1846 – 1916) dari
Polandia, Par Lagervist (1891 - !974) dari Swedia, Boris Pasternak (1890
– 1960) dari Uni Sovyet, dan lain – lain. Namun, Alexander Dumas
menduduki tempat khusus dari para penulis fiksi sejarah karena ia
mengambil sudut pandang yang khas Prancis dari satu setting waktu.
Akhir
hidupnya, pengarang kenamaan ini tidaklah seharum karya-karyanya. Ia
berpulang secara mengejutkan dan misterius di rumah putranya Alexander
Dumas Jr. seorang pengarang yang mengikuti jejaknya. Hanya sayang, Ibu
putranya ini tak pernah dinikahinya sampai akhir hayatnya.
5. CHARLES DICKENS
Lahir
di Landport, Inggris. 7 Februari 1812, meninggal di Gadshill,
Rochester, 9 Juni 1870. Nama lengkapnya Charles John Huffmen Dickens,
merupakan salah seorang pujangga ternama Inggris. Orang tuanya yang
miskin dan kehidupan masa kanak-kanaknya yang suram tidak mematahkan
semangatnya yang ingin maju.
Karir
sastranya dimulai dari Catham dan kemudian di London dengan membuat
sketsa-sketsa yang ditanda-tanganinya sendiri menggunkanan nama samara
Boz. Merasa memiliki kemampuan yang cukup, ia menulis Pickwik Papers (1836) yang diselesaikan tahun 1837. Tahun 1838 ia menulis Oliver Twist (salah satu favorit saya) dan kemudian diteruskan dengan Nicholas Nickleby. Sukses kedua buku ini membuat ia memeruskan dengan karya-karya barunya seprti The Old Curiosity Shop (1841), Barneby Rudge (1841), Martin Chuzzlevit (1844), Christmas Books (1843-1848), Dombey and Son (1847-1848), David Copperfield (1849 -1850), Black House (1852-1853) dan A Tale of Two Cities (1859).
Pada
dasarnya Dickens seorang sastrawan humoris. Kelucuan tokoh-tokohnya
yang seakan ssok yang hidup itu mencuatkan keinginan pembaca untuk
mengikutin kisah-kisahny yang unik. Pada awal karir kepengarangannya,
Dickens memperlihatkan pengaruh realism, tetapi karya-karyanya yang
lahir dalam kematangannya memperlihatkan bahwa ia cenderung bergeser
pada aliran determinisme. Tendensi social dan simpatinya pada manusia
muncul secara kuat meskipun tema kemelaratan dan kemiskinan di dalam
beberapa karyanya menjadikan fiksi-fiksinya sentimental dan
melodramatic.
Dickens
adalah orang yang biasa hidup di kota dan paling menyukai jalan-jalan
di kota London. Seorang humoris besar yang mengamati pribadi orang.
Keampuhannya adalah melukiskan watak orang kurang berpendidikan yang
dilukiskannya dengan kekuatan yang mengagumkan. Banyak novelnya membuat
orang memperhatikan kondisi social yang menyedihkan pada zamannya.
Dickens
merupakan nama yang abadi dalam sejarah sastra Inggris dan sejarah
sastra dunia, karena karya-karyanya telah menjadi milik semua bangsa.
6. LEO TOLSTOY (1828-1910)
Dilahirkan
di Yasnaya Polyana, Provinsi Tula, 28 Agustus 1828, meninggal pada 7
November 1910. Tolstoy ditinggal ibunya saat baru berusia dua tahun dan
ditinggal ayahnya saat berusia 8 tahun. Kesengsaraan hidup dan
penderitaan sebagai anak yatim-piatu itu memberi bekas dan warna dalam
pola pikirnya sebagai sastrawan besar dunia.
Pendidikan
dasarnya diselesaikan dengan susah payah walaupun ia sempat menuntut
ilmu bahasa dan ilmu hukum di Universitas Kazan. Beberapa waktu sempat
hidup secara Bohemian hingga ia bertemu dengan kelompok aristocrat muda
dan bergabung dengan mereka. Pengaruh pikiran Rousseau membawa dirinya
ke dalam suasana nasionalisme
Hingga
ia menggabungkan diri dengan resimen artileri di Kaukasia (1851), yaitu
suatu daerah yang terletak di antara laut Hitam dan Laut Kaspia.
Pengalamannya
selama Perang Krim dan mempertahankan Sebastopol melahirkan Kisah-kisah
Sebastopol. Cerita awalnya ini diikuti oleh buku Masa Kanak-kanak
(Childhood), Masa Remaja (Boyhood) dan Masa Muda (Youth) yang mendapat
sambutan luas. Tiga karyanya ini terbit antara tahun 1852-1857. Tahun
1859 ia menggagas berdirinya sekolah kaum miskin di kampong halamannya
dan oleh berbagai pengalamannya di luar negeri, ia terapkan di sekolah
yang dipimpinnya.
Tahun
1862 ia menikah dengan Sofia Andreyevna Behrs, gadis bangsawan yang
lebih muda enam belas tahun darinya. Perkawinan itu dikaruniai tiga
belas orang anak, namun perkawinan itu akhirnya berantakan karena
perhatian Tolstoy sendiri lebih tercurah kepada kaum miskin. Bahkan
sikapnya yang terlalu membela kaum miskin tidak disukai pemerintah.
Terutama setelah ia menerbitkan bukunya Pengakuan (1882) yang menandai
perubahan visi dan gaya hidupnya. Ia menanggalkan gelar
kebangsawanannya, berpakaian seperti orang miskin dan menerbitkan
buku-buku tipis agar kaum miskin dapat membaca. Pada akhirnya ia
dikucilkan oleh pemerintah sampai menghembuskan nafas terakhirnya.
Diantara
karya sastranya yang melimpah yaitu, Perang dan Damai (War and Peace)
(1869), Anna Karenina(ini buku favorit saya juga)(1877) adalah merupakan
puncak karyanya. Disamping itu ada juga, Catatan Seorang Gila (1884),
Lelaki Tua(1886), Kematian Illyich(1885), Sonata Kruetzer(1889), Tuan
dan Hamba (!895) dan Ressurection (!899).
Leo
Tolstoy memang sastrawan yang serba bisa. Bahkan ia disanjung sebagai
penulis estetika yang brilian. Ia seorang Filsuf yang amat dihargai
selain sebagai novelis yang sukar dicari tandingnya. Sebagai raksasa
sastra Rusia klasik, nama Leo Tolstoy memang abadi, di mana ia menulis
karya-karya yang mampu membangkitkan rasa kemanusiaan meskipun untuk
mencapai ideal humanisme demikian, ia harus membayar dengan mahal. Ia
pernah mengalami hambatan pelarangan penerbitan karyanya dan rintangan
fisik dengan pembatasan ruang geraknya di tanah airnya sendiri. Namun
dunia mengakui pengaruhnya yang sangat luas dan kuat terutama dalam
genre fiksi roman dan cerita pendek.
7. OSCAR WILDE (1854 – 1900)
Oscar
Wilde dikenal karena serangannya terhadap kepicikan dan gaya hidup puas
diri kaum Victorian. Ia selalu tampil perfeksionis dan menjunjung daya
seni yang tinggi. Pengarang yang membela nilai estetika dengan
karya-karya yang estetik ini juga membela ‘seni untuk seni’. Ia banyak
menulis puisi yang beraliran simbolik dan cerita-cerita pendek yang
diangkat dari tokoh-tokoh golongan menengah.
Mendapat pendidikan di Universitas Oxford, Oscar Wilde melejit lewat karyanya The Happy Prince and Other Tales (1888)
yang berisi dongeng-dongeng perumpamaan. Tahun 1891 menyusul terbitnya
novel Picture of Dorian Gray yang menggambarkan masyarakat Inggris –
Irlandia masa itu. Tahun 1893 terbit karyanya yang diangkat dari alkitab
yaitu Salome. Kisah
tragis Yohanes Pembaptis ini ditulis dalam bahasa Prancis. Selanjutnya
ia menulis sejumlah komedi social yang jenaka seperti Lady Windermere’s Fan (1892), A Woman of No Importance (1893) dan An Ideal Husband (1895)
Namanya kian melambung saat terbit mahakaryanya The Importance of Being Earnest
(1895). Tahun 1895 ini merupakan puncak kemasyurannya, tetapi bersamaan
ddengan itu ia dituduh terlibat homoseksual sehingga sering mendekam
dalam penjara selama dua tahun (1895-1897). Namun hikmah pengalaman ini
melahirkan puisi indah dan dianggap terbaik dari seluruh sajak yang
pernah ditulisnya yaitu Ballad of Reading Goal (1898) dan sebuah otobiografi yang memikat diberinya judul De Profundis (1905), lima tahun setelah meninggal dunia
Dalam
cerita pendek Oscar Wilde dinobatkan sebagai tokoh karena upayanya
melanjutkan bentuk dongeng yang dimulai dari Grim Bersaudara, tetapi ia
lebih mengembangkan dongeng-dongeng itu dengan bentuk perumpamaan
seperti halnya dongeng-dongeng Jean de La Fontain (1621-1692).
8. RABINDRANATH TAGORE
Dilahirkan
di Calcutta, 7 Mei 1861, meninggal di Santi-Niketan, 7 Agustus 1941.
Merupakan sastrawan Asia pertama peraih Hadiah Nobel Satra (1913).
Tagore bukan hanya seorang
penyair tapi merupakan suara pada zamannya. Dunia mengakuinya sebagai
suara spiritualis India dam masyarakat India menyebutnya legendaris yang
pernah hidup. Ia menulis beberapa genre sastra seperti cerita pendek,
novel, drama dan puisi. Karya puncaknya adalah Gitanjali (Song Offerings)
(1910) yang membuat ia meraih Hadiah Nobel Sastra. Disamping Gitanjali,
Ia juga menulis sekitar 3000 puisi lainnya, sekitar 2000 nyanyian,
delapan novel, empat puluh jilid esai dan beberapa kumpulan cerita
pendek serta 50 judul lakon. Ia merupakan penulis yang subur dan mampu
memelihara dunia kreatif dalam jangka panjang diselingi berbagai
kegiatan dan kerja yang berbeda-beda.
Mula-mula
ia mendapat pendidikan dirumah dan dilanjutkan dengan pendidikan formal
dalam bidang hukum di Inggris (1878-1880). Namun pendidikan formal ini
tidak diselesaikan dan setelah
kembali ke India ia sangat tersentuh oleh kemiskinan dan rendahnya
pendidikan. Tahun 1901 ia mendirikan lembaga pendidikan alternative
Santiniketan, sebagai upaya meningkatkan sumber daya manusia. Tagore
bukan hanya sastrawan ternama, ia juga seorang patriot, pejuang
kemanusiaan, ahli sastra, komponis, ahli pendidikan, pelopor perubahan
social dan pelukis. Lirik-lirik Tagore bercorak ketuhanan dan
puisi-puisinya yang relijius universal itu mampu menyentuh hati dan
perasaan kemanusiaan manusia di seluruh muka bumi. Sebuah puisinya
“Janaganamana” diaransemen musiknya oleh H.Nuril dan menjadi lagu
kebangsaan India.
Sejak tahun 1890 telah terbit karya-karya liriknya yang indah seperti Manasi(1890), Sonar Tari (1894), Gitimalya(1914), A Flight of Swans (1914) dan novel Gora (1910), berikut sejumlah kumpulan cerita pendek dan lakon seperti Sacrifice (1890), The King of The Dark Chamber (1910), Chitra (1892), Post Office (1912), Ghare Baire (1916), Yogayog (1929). Pada akhir hayatnya ia menulis drama tari berjudul Shyama (1939) yang menampilkan persoalan keagamaan.
Karya-karya
Tagore memperlihatkan symbol alamnya yang murni dikombinasikan dengan
suasana relijius. Cinta dan kemanusiaan bersatu dalam komposisi yang
dinyatakan dengan indah. Meskipun ia juga terjun ke dunia politik dan
social, puisi-puisinya mampu berdiri kukuh dalam bentuk yang utuh tanpa
dicemari oleh protes yang melengking dan goncangan kehidupan yang
bobrok. Ia amat tenang dan seperti arus yang mengalir dari bawah, tidak
memperlihatkan riaknya di permukaan, tetapi semua karyanya menyayat
dasar jiwa pembacanya, membawa renungan tentang kehidupan, renungan
tentang masyarakat, bangsa dan Negara. Tagore bukan hanya berbicara tapi
juga ia pelaku pejuang kemanusiaan.
9. RUDYARD JOSEPH KIPLING (1865-1936)
Lahir
di Bombay, 3 Desember 1865, meninggal 18 Januari 1936 di London.
Pandangan colonial Kipling sangat kuat terlukis dari sajaknya “Balada Timur dan Barat”.
Sajak ini sangat masyur meskipun sebenarnya Kipling lebih menukik pada
hal-hal yang transedental bukan pada kondisi fisik antara manusia barat
dan timur. Tetapi sikap pemikiran colonial yang terjelma dalam sajak itu
membuat Kipling dapat disebut juru bicara barat dalam mempertahankan kolonialisme.
Masa
kanak-kanak Kipling sangat tertekan karena untuk mendapatkan pendidikan
yang baik, orang tuanya mengirimkan Kipling dan saudara perempuannya ke
Inggris. Ia tinggal dengan keluarga pensiunan angkatan laut yang sangat
ketat dan menganggap membaca fiksi adalah dosa. Namun untung ia
mendapat sebulan penuh dalam setahun untuk liburan di rumah bibinya,
Nyonya Burne Jones. Di rumah bibinya ia bisa mengembangkan bakat
menulisnya lewat bacaan dan menggambar. Pengalaman masa kanak-kanak
diluiskannya dalam Baa, Baa Black Sheep. Tahun 1878 ia masuk United Srvice College Divonshire,
dimana ia banyak mendapat dorogan dari kepala sekolahnya dalam hal
bersastra. Sejumlah puisi dari masa kanak-kanaknya diterbitkan ayahnya
dan sejumlah cerita dari masa remajanya diterbitkan dalam Stalkey and Co.
Tahun
1882 ia kembali ke India. Lama ia bermukinm di Lahore, kemudian di
Allahabad memegang mingguan Civil and Military Gazzete. Pengalaman
peliputannya dihimpun dalam Departemental Ditties (1886), Soldiers Three (1888) dan Palin Tales from the Hill
(1888). Tulisan-tulisan ini pernah dipublikasi secara fragmentasi.
Tahun 1889 ia kembali ke Inggris dan sudah dikenal sebagai sastrawan.
Tahun 1891 terbit The Light that Failed dan tahun 1892 terbit Barrack Room Ballad dan tahun itu juga ia menikah dengan gadis Amerika bernama Caroline Starr Bolestier dan tinggal di Vermont, tempat ia menulis The Jungle Book (salah satu favorit saya yang lain) (18940 dan Captain Courageous (1897).
Karena
berselisih paham dengan iparnya, Kipling kembali dari Amerika ke
Inggris. Tahun 1901 terbit novelnya Kim, tahun 1902 terbit The Just So Stories dan tahun 1904 terbit Puck of Pook’s Hill.
Sebelumnya tahun 1897 ia menerbitkan Recessional suatu peringatan akan
perkembangan imprealisme. Pengalaman hidup di tiga benua, Asia, Eropa
dan Amerika ditulisnya dalam From Sea to Sea. Tentang dirinya sendiri ditulisnya otobiografi yang hampir selesai saat ia meninggal dan diberi judul Something of Myself.
10. MAXIM GORKY (1868-1936)
Lahir
di Nizymij Nowgorod, Rusia, 28 Maret 1868 dengan nama sebenarnya
Aleksey Maximovich Peskhov dan meninggal secara misterius di Gorky, 18
Juni 1936. Meskipun lahir dari golongan miskin, Gorky memperkaya
wawasannya secara otodidak sehingga ia menjadi pengarang terkenal.
Namanya mulai mencuat ketika terbit dua kumpulan cerpennya pada tahun
1898 dan satu lakonnya, Suaka Malam, yang terbit tahun 1902. Akan tetapi, Karya utamanya The Mother (ibu) yang
terbit tahun 1906 benar-benar melambungkan namanya sebagai pengarang
terkemuka dalam sastra Rusia. Pada 1906 itu juga ia menulis City of the Yellow Devil, yang menjadi polemic di Amerika Serikat.
Sejak
1906 hingga 1913 ia tinggal di Pulau Capri. Menurut catatan beberapa
sumber, ia pernah diasingkan karena menentang Tsar dalam revolusi 1917.
Saat di Pulau Capri ia menulis beberapa karya yang cukup berharga
seperti The Small Town Okurov (1909), The Life of Kozhemyakin (1910) serta novel semi otobiografi bagian pertama My Childhood (1913), yang diikuti dengan In the World (1915) dan My Universities (1923). Dalam rangkaian karya-karya ini ia menulis beberpa karya sastra diantaranya Foma Gordeyev (1899), Enemies(1906), V.I. Lenin (1924), The Artamonov Affair (1925), Egor Bulychov and Others
(1932). Tahun 1905 terbit bukunya mengenai sejumlah pengarang Rusia
terkemuka Reminiscenes of Tolstoy, Chekov and Andreyev, berikut bebrapa
jilid novelnya tentang Rusia dalam beberpa decade yang diberinya judul The Life of Klim Sangin.
Sebagaimana
banyak pengarang dunia, Gorky juga sering bepergian ke luar negeri dan
hal itu membawa pengaruh pada pandangannya terhadap masyarakat dan
penilaiannya terhadap pemerintah. Sebagai pengarang yang dikahirkan dari
kelas paling bawah, Gorky sangat memahami kondisi dan perasaan
orang-orang lemah, papa dan menderita sehingga Gorky sering disebut
sebagai Bapak Pengarang Proletar yang dalam bahasa kerennya Bapak
Realisme Sosialis, karena karyanya dapat diterima di kalangan penguasa
sebab dianggap mewakili persepsi dan politik pemerintah.
Meskipun
ia tidak memiliki pendidikan formal yang tinggi, peranannya di dalam
pemikiran sastra sangat dihargai. Disamping Pushkin dan Chekov, Gorky
merupakan ciri khas sehingga mereka disebut pelopor.
11. JACK LONDON ( 1876 – 1916)
Nama
lengkapnya John Griffith London, dilahirkan di San Fransisco, Amerika
Serikat, 12 Januari 1876, meninggal 22 November 1916. Karya – karya Jack
London ditandai dengan tokoh-tokoh manusia dan hewan yang digarapnya
dengan cara yang indah dan meyakinkan.
Jack London menulis alam buas dengan segala aspeknya yang menarik yaitu, The Son of the Wolf (1900), The God of His Father (1901), Children of the Frost (1902), The Crusie of the Dazzler (1902), The Call of the Wild (1903), Tales of the Fish Patrol (1905), The Sea Wolf (1904), The People of the Abyss (1903), White Fang( novel favorit saya) (1906), The Road (1907), Love of Life (1907), The Iron Heel (1908), Martin Eden (1909), Smoke Bellew (1912).
Kekuatan
utama Jack London ada pada keahliannya melukiskan alam bebas yang liar
menjadi sangat hidup dan memikat. Di dalam alam buas itu dilukiskan
bagaimana binatang saling menyerang dan mempertahankan diri dan manusia
mengatasi alam dan binatang buas yang setiap saat mengancam.
12. FRANS KAFKA ( 1883 – 1924)
Frans
Kafka dilahirkan di Praha ibukota Cekoslovakia, 3 Juli 1883, wafat di
Wina ibukota Austria, 3 Juni 1924. Kafka merupakan penulis terkemuka di
abad kedua puluh. Berdarah Ceko-Yahudi, memperlihatkan suatu corak unik
dalam sastra dunia.
Pengungkapan
sastra Frans Kafka adalah pembeberan sebuah dunia. Bentuk ini baru
dalam sastra dunia. Kafka membawa sebuah dunia baru tanpa penafsiran
tapi menyajikannya sebagai kenyataan.
Masa
muda Kafka ditandai dengan sifat pemalu dan pemurung. Hidupnya selalu
dicekam ketakutan dan kesepian. Tak banyak karyanya yang diterbitkan
selagi dia hidup. Umumnya banyak karyanya yang diterbitkan setelah dia
meninggal berkat upaya kawannya yang bernama Max Brodi (1884 – 1968).
Puisi, cerpen, drama, bahkan beberapa cerita panjang ditemui setelah dia
meninggal. Akan tetapi semua karya Kafka menunjukkan menunjukkan suatu
kekuatan diam yang muncul sebagai arus lahar yang begitu kuat. Penyajian
pertentangan watak-wataknya mencirikan pertentangan pribadinya dengan
orang tuanya, juga pengungkapan terhadap lingkungan hidup masyarakat
Yahudi di Praha.
Di
dalam karya Kafka muncul absurditas yang mencirikan aliran absurdisme.
Tragedi demi tragedy nasib manusia dilukiskan dengan tenang dan dingin,
sementara dilain sisi, Kafka juga mencirikan aliran ekspresionime yang
berusaha mencari dan menemukan kekebasan mutlak sebagai arti dari
kehadiran dan kemerdekaan.
13. ERNEST HEMINGWAY (1899-1961)
Ernest
Hemingway dilahirkan di Oak Park, Illinois, Amerika Serikat, 21 Juli
1899, meninggal di Idaho, 2 Juli 1961, dengan cara menembakkan senapan
berburunya ke kepalanya sendiri. Ia merupakan pengarang besar dunia asal
Amerika Serikat dan pernah dijuluki sebagai “ rasul generasi yang
hilang”.
Nama lengkapnya Ernest Miller Hemingway, memulaikarirnya dibidang Jurnalistik di surat kabar Kansas City Star
setelah ia lulus SMA, 1917. Salah satu laporannya yang sangat menarik
dan kemudian mengangkat dirinya sebagai pengarang adalah laporan
mengenai kebakaran. Ia kemudian ikut mobilisasi militer dalam perang
dunia I, meskipun hanya sebagai sopir ambulan.
Ia kembali menekuni bidang jurnalistik di Toronto Star Weekly
(1919)dan menikah tahun 1921. Ia kemudian dikirim ke Eropa untuk
meliput berbagai kegiatan di benua ini. Kemudian ia mengembara ke
berbagai Negara di Afrika sampai menetap di Kuba hingga akhir hayatnya.
Pada mulanya Ernest adalah penulis cerpen. Ia menerbitkan kumpulan cerpen seperti, In Our Time (1925), Men Without Women (1927), dan Winner Takes Nothing (1933). Namanya mulai menanjak sejak novel perdananya The Sun Also Rises (1926) yang kemudian diikuti oleh novel-novel selanjutnya seperti A Farewel to Arms (1929), Death in the Afternoon (1932), For Whom the Bell Tolls (1940), dan puncak karyanya The Old Man and The Sea (1952). Ia memiliki tiga putra dan memenangkan hadiah Nobel Sastra tahun 1954.
Banyak
kritikus sastra dunia menilai bahwa karya-karya Hemingway melahirkan
pesimisme. Sebab fiksi-fiksi Hemingway sesuai dengan keadaan zaman yang
tanpa harapan. Ia adalah saksi dari rasa sakit, penderitaan, kelaparan,
putus asa, kematian dan kehancuran. Novelnya The Old Man and The Sea
jelas menunjukkan bahwa kekuatan manusia itu sia-sia. Alam semesta pun
tak mampu melawan kekuatan yang menciptakannya. Semua berujung pada
kehampaan dan kesia-siaan. Sebagaimana perjuangan seorang nelayan tua
yang memaksa seekor ikan besar takluk ditangannya sementara lelaki tua
itupun harus takluk pula pada kemauan alam hingga daging ikan tersebut
tak sampai kedarat, habis digerogoti oleh hewan pemangsanya. Yang dibawa
nelayan tua itu hanya tulang-tulang sebagai symbol Fatalisme, Pesimisme
dan Sinisme.
14. JOHN ERNST STEINBECK (1902-1968)
John
Ernst Steinbeck dilahirkan di lembah Salinas, California, Amerika
Serikat, 27 Februari 1902, meninggal 20 Desember 1968 di New York City.
Ayahnya seorang keturunan Jerman yang bekerja sebagai bendaharawan dan
ibunya keturunan Irlandia. Ia pernah belajar dalam bidang Biologi laut
di Universitas Stanford (California) antara tahun 1902-1926, tetapi
tidak lulus. Pernah bekerja sebagai buruh dan beberapa macam pekerjaan
sembari terus berlatih menulis. Pekerjaannya sebagai tukang batu, tukang
kayu, sopir, pelukis dan wartawan mewarnai novel-novel yang
dihasilkannya. Tahun 1929 lahir novel pertamanya Cup of the Gold yang diikuti oleh cerpen The Pasteur of Heaven (1932) dan novel kedua To the God Unknown (1933). Menyusul novelnya yang memikat hati tentang suatu kehidupan di suatu dataran tanjung berjudul Tortilla Flat terbit tahun 1935. Tahun 1936 muncul novelnya In Dobiuos Battle dan Of Mice and Man (1937), The Grapes of Wrath (1939), Novel ini menghasilkan hadiah Pulitzer tahun 1940. Tahun 1942 terbit novel propaganda , Moon is Down.
Karya-karya yang lain, Cannery Row (1945), The Wayward Bus (1947), The Pearl (1948), The Red Pony (1949), Burning Bright (1950), The Log of The Sea of Cortez (1951), East of Eden (1952), Sweet Thursday (1954), The Short Reign of Pipin IV: A Fabrication (1957), Once There Was a War (1958), The Winter of Our Discontent (1961), Travels with Churley in search of Amerika (1962), dan America and Americans (1966).
Karyanya yang diterbitkan setelah ia meninggal dunia adalah The Act of King Arthur and His Noble Knights (1976), dan Working Days: The Journal of the Grapes of the Wrath (1989). Steinbeck juga menulis scenario film dan dua cerita yang ditulisnya untu
Film berjudul Forgotten Village (1941) dan Viva Zapata! (1952).
15. JEAN –PAUL SARTRE
Pada
dasarnya Jean Paul Sartre merupakan tokoh filsafat eksistensialisme,
suatu aliran filsafat yang subur di Eropa setelah Perang Dunia II. Dalam
karya-karyanya yang berupa novel, drama, esai, dan cerita pendek, ia
menjelaskan teorinya bahwa hidup ini tidak mempunyai arti diluar yang
diinginkannya sendiri.
Latar
belakang filsafat eksistensialisme ini ada hubungannya dengan latar
belakang Sartre sendiri. Ayahnya seorang perwira Angkatan Laut Prancis
yang tewas di Indocina. Ibunya menikah lagi saat ia baru berusia 11
tahun. Fisiknya sangat lemah, karena itu ia sangat sensitive. Disekolah,
ia jadi bahan cemoohan oleh anak-anak yang lebih kuat tapi di sayang
guru-gurunya karena cerdas. Namun ia merupakan anak yang suka menyendiri
dan berkhayal. Tahun 1926 ia menempuh ujian Sarjana Muda dan ujian
untuk menjadi Dewan Pengajar tahun 1928 gagal. Ujian untuk menjadi
anggota dewan Pengajar itu baru dapat dilewatinya setelah tahun 1929
setelah melewati ujian ulangan. Setelah melewati wajib militer sebagai
juru rawat, ia menjadi Guru Besar di Lyceum Le Havre. Tugas ini
dijalankan sejak 1931 hingga 1933, karena ia melanjutkan studi di
Husseri, Berlin. Tahun 1934-1936 ia kembali mengajar di Lyceum Le Havre
dan tahun 1937-1939 ia mengajar di Lycee Pasteur di Paris. Pernah
tertawan dalam Perang Dunia II (21 Juni 1940) tetapi kemudian
dibebaskan. Tahun 1942-1944 ia mengajar Lycee Pasteur dan Lycee
Condorcet.
Sejak kanak-kanak Sartre memang penuh imajinasi. Pada usia 8 tahun ia menerbitkan L’Ange du Murbide yang disusul dengan L’Imagination (1936) dan La Transcendence de L’Ego. Tahun 1934 terbit juga L’Etre et le Neant yang menasbihkan dirinya sebagai filsuf dengan cara berpikir yang khas.
Karya-karyanya yang meninjukkan pemikiran Eksistensialisme adalah: La
Nause, Les Main Sales, Les Sequestres d’Altona, Huis Clos, Les Mots,
Les Mouches, Morts sans Sepulture, Le Diable et le Bon Dieu, Les
Chermins de la Liberte
16. ALBERT CAMUS (1913-1960)
Albert Camus dilahirkan di Mondovi, Aljazair, 7 November 1913, meninggal dalam kecelakaan mobil di dekat Petit-Villeblevin, 4 Januari 1960.
Keiskinan
dan penderitaan di tempat kelahirannya dan kematian ayahnya dalam
Perang Dunia I di Marne memberi dampak serius dalam karya sastranya.
Setelah menyelesaikan SMA (1930), tahun 1933 ia menikah, tapi hanya
bertahan setahun. Akibat terkena TBC ia tidak dapat melanjutkan
pendidikan akademik dan penyakit itu selalu merongrong jiwanya. Itu
sebabnya ia meninggalkan Partai Komunis tahun 1950. Tahun 1937 ia
memasuki dunia kewartawanan. Tahun 1938 ia meninggalkan Aljazair dan
menuju Paris.
Buku-bukunya menunjukkan aliran sastra yang dianutnya yaitu absurditas, yang dimulainya dengan esai filsafatnya yaitu Le Mythe de Sisyphe (1942) dan disusul dengan tiga serangkai novelnya, L’Etranger (1942), La Peste (1947), dan La Chute (1956).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar